Jumat, 13 Februari 2015

sinopsis a crazy little thing called love

Diposting oleh hanasalsabilap di 04.22

First Love (A Little Thing Called Love)

First Love (A Little Thing Called Love)
Crazy Little Thing Called Love
First Love - from Commons.jpg
Sutradara Puttipong Pormsaka Na-Sakonnakorn
Wasin Pokpong
Produser Somsak Tejcharattanaprasert
Panya Nirankol
Penulis Puttipong Pormsaka Na-Sakonnakorn
Wasin Pokpong
Pemeran Mario Maurer
Pimchanok Luevisadpaibul
Sudarat Budtporm
Peerawat Herapath
Pijitra Siriwerapan
Acharanat Ariyaritwikol
Sinematografi Reungwit Ramasudh
Distributor Sahamongkol Film International Co. Ltd.
Workpoint Entertainment
Tanggal rilis
Durasi 118 menit
Negara Templat:Film Thailand
Bahasa
  • Thai
First Love (A Little Thing Called Love) (Thai: สิ่งเล็กเล็ก ที่เรียกว่า..รัก) (Sing leklek Tee reak wa... Rak), atau lebih dikenal sebagai Crazy Little Thing Called Love,adalah film komedi romantis Thailand. Film ini dirilis pada tanggal 12 Agustus 2010 di Thailand. Film ini dibintangi oleh Mario Maurer dan Pimchanok Luevisadpaibul.

Pemeran dan karakter

Pemeran utama

Pemeran pembantu

  • Sudarat Budtporm sebagai Guru Inn
  • Tangi namonto sebagai Guru Phol
  • Pijitra Siriwerapan sebagai Guru Orn
  • Acharanat Ariyaritwikol sebagai Top
  • Kachamat Pormsaka Na-Sakonnakorn sebagai Pin
  • Yanika Thongprayoon sebagai Faye

Sinopsis

Nam adalah seorang anak baru yang berkulit hitam, berambut pendek, dan berkacamata. Penampilannya yang buruk membuatnya diejek sebagai Si Itik Buruk Rupa.
Nam jatuh cinta pada kakak kelasnya, Shone, seorang pemuda tampan yang suka foto-foto dan bermain sepakbola.

Nam mencoba berbagai cara supaya ia bisa berubah dan Shone dapat mengetahui perasaan yang dipendamnya. Dengan bantuan ketiga sahabatnya, Cher, Gie, dan Nim, Nam berusaha untuk mengubah dirinya.
Nam masuk ke klub drama karna ibu guru In pegurus klub drama tdak ad org yang mau mendaftar digrupnya.
karna cerita di klub drama membosankan dan jelek2 karna itu guru in meminta nam masuk ke grupnya pada awalny nam tidak mau tp setelah melihat ada kak shone disana katakanlah sebagai bidang pembantu pembuat   panggung nam pun masuk ke klub drama dan mendapat peran sebagai Snow White(putri salju)karna nam pintar ber b.ingr.
dan pada saat pertunjukann ada seorang siswa baru yg menonton yaitu Top.nam pun menjadi mayoret karna kedua mayoret mengalami kecelaakaan yang konyol karna berebut berfoto dg  top.nam pun tampil mempesona ,cantik menawan ,seperti itik buruk rupa yang berubah menjadi angsa .
Top, seorang sahabat Shone, jatuh cinta kepada Nam. Akhirnya, Nam dan Top sering jalan bersama dan nam semakin menjauh dari teman2nya. Padahal, Nam sama sekali tidak memiliki perasaan suka pada Top. Nam memutuskan untuk mengakhiri kedekatannya dengan Top di pesta ulang tahun salah satu teman shone.hari2 berlalu Nam merasa kesepiaan karna ditinnggalkan teman2nya iyapun meminta maaf pada ke-3 temannya itu.
Tak terasa, 3 tahun sudah Nam memendam perasaannya terhadap Shone.
Dengan dukungan sahabat-sahabatnya, Nam bertekad untuk menyatakan perasaannya pada Shone.
Sayang, ketika Nam menyatakan cinta, ternyata Shone sudah punya pacar. Hati Nam hancur mengetahui hal itu.
Akhirnya, Nam melanjutkan sekolah di Amerika dan tinggal bersama ayahnya, sedangkan Shone pindah ke Bangkok untuk menjadi pemain sepakbola profesional.
Setelah sembilan tahun tidak bertemu, mereka berdua dipertemukan kembali di sebuah acara TV. Nam sudah menjadi designer terkenal dan Shone, yang telah berhenti menjadi pemain sepakbola, menjadi seorang fotografer.
Ternyata, Shone pun memiliki perasaan yang sama terhadap Nam. Bahkan, Shone sudah menyukai Nam sejak Nam masih berkulit hitam dan jelek.

woaaaahhh!!! :$ <3
before - after

SURE p'shone!<3



4 komentar:

KatrinaRosalbaIrsal on 1 Maret 2015 pukul 21.52 mengatakan...

bagus bangedd

Unknown on 1 Maret 2015 pukul 22.10 mengatakan...

Wouww

Unknown on 1 Maret 2015 pukul 22.19 mengatakan...

Uummmmmm

AzzahRoudhoh on 1 Maret 2015 pukul 22.29 mengatakan...

Lutchu naa

Posting Komentar

 

Mario Maurer Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos